Belum ada
klasifikasi pertanian yang baku sampai saat ini. Pertanian sering
digolong-golongkan menurut keperluan tertentu, sering tumpah tindih, sering
berbeda di lain daerah.
Tanaman kentang di Indonesia masuk dalam Horti-kultura, di Eropa masuk dalam bukan
Hortikultura tetapi tanaman makanan. Namun demikian dapat dihimpun klasifikasi pertanian
sebanyak 11 macam penggolongan pertanian. Penggolongan itu adalah sebagai berikut:
1. Pertanian
dalam arti sempit dan luas
Pertanian dalam
arti sempit adalah bercocok
tanam, jadi hanya kegiatan usaha tanaman. Dalam arti luas pertanian meliputi bercocok
tanam, kehutanan, perikanan dan peternakan.
2. Pertanian
Rakyat dan Perkebunan
Perbedaan
pertanian rakyat dengan perkebunan
terutama terletak dalam luas areal dan manajemennya. Pertanian rakyat termasuk perkebunan
rakyat dalam areal lebih sempit dan manajemen sederhana. Menurut
pemilikannya perkebunan dibagi menjadi perkebunan BUMN, perkebunan Swasta
Asing, perkebunan Swasta Nasional, Joint venture, dan PIR. Akhir-akhir
ini dikenal juga PIR unggas.
3. Pertanian
Tanaman Makanan dan Perdagangan
Penggolongan ini
cukup lemah,
sebagai contoh tanaman padi adalah bahan untuk makanan, tetapi juga dapat diperdagangkan.
Dalam kehidupan praktis yang dimaksud dengan tanaman perdagangan secara umum
komoditinya bukan untuk sebagai bahan makanan. Tanaman Makanan terdiri
atas: Tanaman Serealia, Kacangan dan Umbian.
4. Pertanian
Hortikultur dan non-Hortikultur
Hortikultur
terdiri dari buah-buahan, sayur-sayuran dan bunga-bungaan. Hasil hortikultur
pada umumnya mempunyai
sifat mudah busuk/rusak (perishable)
dan bermuatan besar (bulky = volumeneous).
Sering disebut bahwa sifat seluruh hasil pertanian adalah perishable dan bulky,
pada hal hasil pertanian non-hortikultur tidak mudah rusak dan tidak bulky seperti
cengkeh, jagung, padi, lada dan lainnya. Karena itu hati-hati dalam
menggeneralisasi sifat-sifat pertanian. Di Indonesia tanaman kentang termasuk tanaman
hortikultura, tetapi di Eropah, misalnya di Belanda termasuk tanaman makanan.
5. Pertanian
Tanaman Semusim dan Tanaman Keras
Tanaman semusim sering disebut tanaman
muda atau tanaman tahunan atau annual
crop. Contoh annual
crop adalah padi, jagung, pisang, cabe, kentang, kacangan, dan sebagainya. Tanaman
semusim ini dapat dibagi dua yaitu:
a.
Sekali tanam sekali
panen seperti padi, jagung.
b. Sekali
tanam beberapa kali panen seperti cabe, tomat arcis, buncis dan sebagainya.
Tanaman Keras
atau perenial crop adalah tanaman
yang berumur panjang dan
dapat
berbuah atau panen berkali-kali. Contohnya: karet, kelapa sawit, coklat,
duren, mangga, asam gelugur, duku
dan sebagainya.
6. Pertanian
Subsisten dan Perusahaan
Pertanian
subsisten adalah pertanian
yang
seluruh hasilnya digunakan atau dikonsumsi sendiri oleh produsennya. Contoh: padi, jagung,
ternak ayam yang dipelihara bertujuan untuk konsumsi sendiri, tidak ada
maksud untuk dijual ke pasar. Pertanian subsisten secara murni pada saat ini dapat
dikatakan sudah langka, hanya terdapat di daerah-daerah yang terisolasi seperti di
Nias. Kalau hasil perta-nian itu hanya cukup untuk dimakan maka disebut subsistence level of living, dan kondisi
ini sama dengan petani miskin.
Pertanian perusahaan atau commercial
adalah pertanian yang hasilnya
bertujuan
dijual ke pasar. Bukan harus semua hasil padi seorang petani dijual ke pasar, boleh saja
sebagian dikonsumsi sendiri dan sebagian dijual. Hasil tanaman karet pada umumumnya
seluruhnya dijual ke pasar.
7. Pertanian
Generatif dan Ekstraktif
Pertanian
generatif adalah pertanian
yang telah
dilakukan di dalamnya pemeliharaan/perlakuan pada proses produksinya. Petani terlibat dalam
pemupukan, dalam pembrantasan hama/penyakit, dalam pemilihan benih/bibit.
Pertanian ekstraktif (sammel-wirtshaft)
adalah usaha pertanian
yang hanya mengumpulkan hasil, misalnya pengambilan rotan di hutan, penebangan kayu
hutan, pengambilan gubal gaharu di hutan, penangkapan ikan di laut. Bila
rotan atau gaharu sudah dibudidayakan maka dia berubah menjadi pertanian
generafif.
8. Pertanian
Lahan Sawah dan Lahan Kering
Lahan
sawah adalah lahan yang pada
saat-saat tertentu digenangi air untuk ditanami, kalau terus-menerus tergenang air disebut
kolam atau tambak.
Berdasarkan sumber airnya sawah dibagi menjadi:
a. Sawah
irigasi (teknis dan setengah teknis), tadah hujan, rawa, paluh dan sebagainya.
Pengaliran/pemberian air ke lahan sawah disebut irigasi, boleh juga dengan sprinkle,
pembuangan air keluar dari sawah disebut drainasi.
b. Lahan
kering adalah lahan yang senantiasa diusahakan kering, lahan kering sering disebut
lahan darat, tegalan, huma atau ladang. Usaha-usaha perkebunan pada umumnya
terdapat di lahan kering.
9. Pertanian
Modern dan Tradisionil
Pertanian
intensif dan ekstensif berkonotasi
terhadap
jumlah nilai input per hektar, pertanian modern dan tradiosionil berkonotasi terhadap
tingkat penggunaan teknologi. Pertanian modern menggunakan teknologi
lebih tinggi daripada pertanian tradisionil. Pertanian modern banyak
menggunakan mesin-mesin, sedikit memakai tenaga manual.
Pertanian modern
belum tentu lebih menguntungkan dari-pada pertanian tradisionil. Pertanian
modern di Sumatera Utara belum tentu modern bagi petani di USA. Pertanian
modern dapat menimbulkan pengangguran di perdesaan di Indonesia.
10. Pertanian
Spesialisasi dan Diversifikasi
Pertanian
spesialisasi disebut juga
pertanaman
sejenis atau monokulture pada usaha tanaman. Spesialisai berarti mengusahakan khusus
satu jenis tanaman, atau satu jenis ternak atau satu jenis ikan. Pertanian
diversifikasi disebut juga pertanian campuran.
Diversifikasi dalam arti sempit
mengusahakan berbagai jenis tanaman atau berbagai jenis ternak atau ikan.
Misalnya seorang petani menanam padi
+ jagung + pisang, atau memelihara kambing +
bebek + ayam, atau memelihara
ikan lele + ikan gurami.
Diversifikasi
dalam arti luas adalah mengusahakan tanaman + ternak, misalnya usaha ternak lembu + tanaman jagung, atau
kombinasi dengan usaha ikan mas.
Dalam
arti luas ini harus paling tidak kombinasi dari usaha dari tanaman + ternak, atau ternak + ikan, atau ikan + hutan, atau tanaman + hutan. Dilihat dari
output usaha, diversifikasi
dapat dibagi dua yakni diversifikasi horizonral dan diversifikasi vertikal.
Usaha horizontal
artinya memberikan output natural pertanian, yaitu semua usaha
divesifikasi yang telah disebutkan di atas. Usaha vertikal bila dalam satu usaha itu
mempunyai output natural + output pengolahan, misalnya seorang pekebun sawit menjual
buah TBS dan menjual minyak sawit, atau seorang petani menghasilkan padi dan
beras atau tepung beras. Untuk usaha tanaman saja, sejalan dengan
pengertian diversifikasi terdapat beberapa istilah khusus yakni:
a. Tumpang
gilir (multiple cropping),
b. Tumpang
sari (inter cropping),
c. Bersisipan
(relay cropping),
d. Bergiliran
(squential planting).
11. Pertanian
Intensif dan Ekstensif
Orang
awam menganggap pertanian
intensif
adalah pertanian yang memakai areal sempit dan banyak digunakan input, pertanian ekstensif
adalah pertanian yang arealnya luas, pemakaian input tidak disebutkan. Intensif
atau ekstensifnya suatu usaha pertanian dapat ditunjukkan dalam waktu yang sama
atau berbeda, antar daerah, antar jenis tanaman/ usaha. Indikator menunjukkan
intesif atau ekstensif adalah ratio atau perbandingan dari jumlah penggunaan
nilai input per satuan luas, bukan hanyabergantung luas areal saja.
Sumber: https://suvisutrisno93.files.wordpress.com/2013/12/sep_203_handout_klasifikasi_pertanian_dan_petani.pdf
Sumber: https://suvisutrisno93.files.wordpress.com/2013/12/sep_203_handout_klasifikasi_pertanian_dan_petani.pdf
Comments
Post a Comment