Pada tanggal 3 Januari 2018, saya mengalami salah satu perjalanan paling berkesan dalam hidup saya. Hari itu menjadi hari pertama saya melihat Gunung Fuji secara langsung, simbol kebanggaan Jepang yang selama ini hanya saya lihat di foto-foto dan kartu pos. Pagi itu dimulai dengan kesibukan yang tak biasa. Bos kami, yang juga ikut dalam perjalanan, memberikan instruksi tegas untuk bangun pukul 3 pagi. Bayangkan, bangun sepagi itu di tengah musim dingin dengan suhu menyentuh nol derajat!
Saya dan teman-teman sekantor menginap di sebuah penginapan di Terunuma, sebuah daerah di Ibaraki. Kami bergegas mempersiapkan diri, memakai pakaian berlapis-lapis demi melawan dinginnya udara pagi. Suasana masih sangat gelap ketika kami naik ke dalam mobil. Meskipun tubuh menggigil, semangat untuk melihat keindahan Gunung Fuji langsung menghangatkan hati kami.
Perjalanan menuju Gunung Fuji memakan waktu sekitar tiga jam. Selama perjalanan, kami bercanda untuk mengusir kantuk dan membicarakan ekspektasi kami. Ketika langit mulai terang, kami mulai melihat pemandangan luar biasa. Perlahan, siluet Gunung Fuji yang megah mulai terlihat dari kejauhan. Puncaknya yang berselimut salju bersinar diterpa sinar matahari pagi, menciptakan pemandangan yang tak terlupakan.
Begitu sampai di area parkir yang menjadi titik pandang utama, kami segera turun dari mobil. Udara dingin yang menusuk kulit seolah tak terasa lagi karena kegembiraan kami. Saya berdiri terpaku, mengagumi Gunung Fuji yang tampak begitu besar dan agung. Dengan latar langit biru yang cerah, gunung ini tampak seperti lukisan sempurna. Kamera kami bekerja tanpa henti, menangkap setiap sudut keindahan yang ada.
Setelah puas menikmati keindahan Gunung Fuji, kami melanjutkan perjalanan menuju Danau Kawaguchi, salah satu dari lima danau yang mengelilingi gunung tersebut. Danau ini terkenal karena menawarkan pemandangan refleksi Gunung Fuji di permukaannya. Kami tiba di sana ketika matahari sudah cukup tinggi, sehingga air danau terlihat seperti cermin yang memantulkan gambar gunung dengan sempurna. Pemandangan ini benar-benar menghipnotis kami.
Di tepi danau, kami berjalan santai sambil mengobrol. Udara segar di sekitar danau sangat menyegarkan, dan suasana hening membuat momen itu terasa damai. Kami juga menikmati secangkir teh panas dari warung kecil di sekitar danau, yang rasanya menjadi jauh lebih nikmat karena cuaca dingin. Sesekali, kami melihat burung-burung kecil terbang rendah di atas danau, menambah keindahan momen itu.
Meski singkat, kunjungan ke Gunung Fuji dan Danau Kawaguchi meninggalkan kesan mendalam dalam hati saya. Gunung Fuji bukan sekadar pemandangan, tetapi juga simbol ketenangan dan kekuatan. Saya merasa sangat beruntung bisa menyaksikan keindahan ini secara langsung. Ketika perjalanan kembali ke Ibaraki dimulai, saya tak henti-hentinya melihat ke belakang, memastikan bahwa gambar Gunung Fuji tetap terukir dalam ingatan saya.
Saat ini, saya hanya bisa berharap suatu hari nanti dapat kembali ke sana. Gunung Fuji bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga pengalaman spiritual yang tak ternilai. Setiap sudutnya seakan mengajarkan saya tentang keindahan, ketenangan, dan betapa besarnya dunia ini. Hingga kini, kenangan perjalanan itu tetap menjadi salah satu momen paling berharga dalam hidup saya. Semoga suatu saat saya bisa kembali berdiri di tepi danau Kawaguchi, mengagumi Gunung Fuji dengan rasa syukur yang sama.
Comments
Post a Comment