Skip to main content

Hal yang Perlu diperhatikan Sebelum Bekerja di Jepang



Halo guys, lama sudah tidak menulis di blog ini.  Musti mengumpulkan niat yang benar-benar maksimal baru bisa nulis. Haha…

Kali ini saya kembali mencoba menulis dalam rangka mengikuti tantangan menulis dari kak Ardan yang merupakan founder dari akun instagram menjadi content writer. Oke mari kita terima tantangannya. Untuk itu saya mencoba menulis hal-hal yang musti diperhatikan sebelum bekerja di Jepang.

Tips kali ini saya bagikan berdasarkan pengalaman saya yang pernah bekerja di Jepang selama 1 tahun pada tahun 2017 lalu. Mungkin bagi teman-teman yang berkeinginan untuk bekerja di negara Sakura tersebut dapat mempertimbangkan hal-hal berikut ini.

1. Pastikan Niat kita Lurus untuk bekerja sesuai dengan ketentuan visa

Ingat ya, kalau niat kita bekerja maka kita harus menuruti semua ketentuan yang berlaku di perusahaan. Jangan pernah berfikir untuk kabur dan menjadi tenaga kerja ilegal. Banyak loh kasus pemagang yang kabur dari tempat bekerjanya. Rata-rata mereka kabur karena ekspetasi mereka terhadap Jepang berbeda dengan yang mereka dapatkan. Apalagi banyak oknum yang menawari pekerjaan ilegal dengan bayaran tinggi. Padahal itu bohong besar. Jadi ilegal? Jangan ya dek ya…

2. Bawa barang seperlunya saja

Saya jadi ingat ketika berangkat dulu semua barang mau saya bawa. Alhasil koper isinya kelebihan berat bagasi. Penting untuk kita membawa pakaian seperlunya saja. Ingat, negara Jepang memiliki 4 musim. Ketahui musim apa yang sedang berlangsung ketika kita hendak ke Jepang. Dengan begitu kita akan membawa pakaian yang perlu saja. Musim berganti kita bisa membeli pakaian di negara Jepang.

3. Latih Bahasa Jepang mu

Bekerja negara Jepang sudah pasti meiliki rekan kerja orang Jepang. Nah, untuk dapat memahami instruksi pekerjaan, tentu saja membutuhkan kemampuan bahasa Jepang yang cukup. Oleh karena itu setidaknya sebelum berangkat ke Jepang, sebaiknya kita dapat memahami bahasa Jepang sehari-hari dan kosa sata yang sering ada di lingkungan perusahaan dapat kita pahami. Jangan sungkan bertanya belajar langsung dari orang Jepang. Karena itu akan membuat bahasa Jepang kamu akan berkembang.

4. Bawa obat-obatan yang penting-penting saja

Membawa obat-obatan itu penting apalagi itu obat beresep khusus. Awal-awal tingggal di Jepang tentu kita belum mengetahui obat yang cocok untuk kita. Bawalah obat yang dibutuhkan sebagai persiapan atau jaga-jaga kita sakit. Oh ya, cek juga kandungan obat sebelum berangkat. Karena di bandara terkadang ada obat-obatan yang tidak boleh dibawa ke negara tersebut.

5. Pelajari Kultur Budaya tempat kita bekerja

Budaya bekerja di Jepang itu cukup berbeda loh. Pagi hari kita musti chodai atau apel pagi sebelum bekerja. Setelah selesai bekerja, kita musti membersihkan tempat kita bekerja tersebut. Adapula ketentuan aisatsu atau salam jika bertemu dengan atasan, teman bekerja atau junior. Semua itu musti kita pahami sebelum berangkat ke Jepang agar terhindar dari kesalahpahaman sesama pekerja atau atasan.

Nah, teman-teman sekian tulisan ini. Saya menyadari tulisan ini belum sempurna, jadi jangan sungkat untuk memeberikan masukan kritik dan saran. Semoga tulisan saya ini bermanfaat untuk teman-teman. Nantikan ya tulisan saya berikutnya. Ada request? Tulis di komentar ya….

Comments

Popular posts from this blog

Mengunjungi Gunung Fuji di Musim Dingin

  Pada tanggal 3 Januari 2018, saya mengalami salah satu perjalanan paling berkesan dalam hidup saya. Hari itu menjadi hari pertama saya melihat Gunung Fuji secara langsung, simbol kebanggaan Jepang yang selama ini hanya saya lihat di foto-foto dan kartu pos. Pagi itu dimulai dengan kesibukan yang tak biasa. Bos kami, yang juga ikut dalam perjalanan, memberikan instruksi tegas untuk bangun pukul 3 pagi. Bayangkan, bangun sepagi itu di tengah musim dingin dengan suhu menyentuh nol derajat! Saya dan teman-teman sekantor menginap di sebuah penginapan di Terunuma, sebuah daerah di Ibaraki. Kami bergegas mempersiapkan diri, memakai pakaian berlapis-lapis demi melawan dinginnya udara pagi. Suasana masih sangat gelap ketika kami naik ke dalam mobil. Meskipun tubuh menggigil, semangat untuk melihat keindahan Gunung Fuji langsung menghangatkan hati kami. Perjalanan menuju Gunung Fuji memakan waktu sekitar tiga jam. Selama perjalanan, kami bercanda untuk mengusir kantuk dan membicarakan e...

Bahasa Pemrograman yang Menjadi Tren di Tahun 2025 dan Tempat Belajarnya Secara Gratis

  Seiring perkembangan teknologi, bahasa pemrograman terus mengalami perubahan tren untuk menjawab kebutuhan industri. Tahun 2025 menjadi tahun yang menarik, dengan beberapa bahasa pemrograman menonjol dalam berbagai bidang seperti kecerdasan buatan, pengembangan web, hingga aplikasi seluler. Berikut adalah ulasan tentang bahasa pemrograman yang sedang tren dan di mana Anda bisa mempelajarinya secara gratis. Bahasa Pemrograman yang Menjadi Tren di 2025 1. Python Python terus menjadi pilihan utama berkat kesederhanaannya dan dukungan luas di bidang kecerdasan buatan serta analisis data. Bahasa ini sangat ideal bagi pemula maupun profesional. 2. Rust Rust semakin populer karena fokusnya pada keamanan memori dan performa tinggi. Bahasa ini cocok untuk pengembangan sistem yang membutuhkan keandalan tinggi. 3. JavaScript Sebagai bahasa yang dominan di pengembangan web, JavaScript tetap menjadi pilihan favorit, terutama dengan framework seperti React dan Node.js yang terus berkembang. 4....

Mekarnya Bunga Sakura di Hati Mia

Di sebuah kota kecil di Jepang, tinggal seorang pemuda bernama Akira. Dia adalah seorang pria sederhana dengan mimpi besar, tetapi hari-harinya yang biasa berubah sejak pertama kali ia melihat Mia, seorang gadis dengan senyum yang mampu meluruhkan dinginnya musim dingin. Rambut hitam panjang Mia terurai lembut, dan langkah kakinya seperti tarian angin di antara dedaunan gugur. Bagi Akira, Mia adalah bunga sakura yang mekar di musim semi—indah, lembut, tetapi tampak tak terjangkau. Setiap pagi, ia sengaja datang lebih awal ke taman tempat Mia sering membaca buku di bangku favoritnya. Ia duduk di kejauhan, mengamati bagaimana sinar matahari pagi menyelimuti wajah Mia yang khusyuk membaca. Suatu hari, Akira memberanikan diri menghampiri Mia. Tangannya sedikit bergetar saat ia menyerahkan secarik kertas kecil berisi sebuah puisi. Puisi itu ia tulis dengan penuh rasa, menggambarkan betapa Mia adalah satu-satunya alasan musim semi terasa lebih indah tahun ini. Namun, Mia hanya te...